top of page

Penulis :

Abel Tasman Yuza

Asri Arumsari

 

Sinopsis :

Osteodistraksi adalah teknik biologis yang digunakan untuk memperpanjang tulang dengan memanfaatkan regenerasi tulang baru melalui pemisahan bertahap segmen tulang menggunakan alat distraksi. Metode ini pertama kali dikembangkan oleh Ilizarov dan awalnya diterapkan pada kasus deformitas tungkai sebelum kemudian digunakan dalam bedah kraniofasial, termasuk koreksi maloklusi serta deformitas mandibula atau maksila.

Proses osteodistraksi terdiri atas empat fase utama yaitu fase laten, distraksi, konsolidasi, dan remodeling. Fase laten merupakan tahap awal setelah osteotomi, di mana terbentuk kalus lunak di lokasi pemisahan tulang. Fase distraksi terjadi ketika segmen tulang dipisahkan secara bertahap sehingga terjadi pertumbuhan tulang baru dalam celah distraksi. Selanjutnya, fase konsolidasi berlangsung ketika tulang yang terbentuk mulai mengalami mineralisasi dan menguat. Fase remodeling adalah tahap akhir yang berlangsung hingga satu tahun untuk memastikan tulang yang direkonstruksi dapat menopang beban secara normal. Berdasarkan mekanismenya, osteodistraksi diklasifikasikan menjadi tiga jenis utama, yaitu monofokal, di mana hanya satu celah dibuat untuk pertumbuhan tulang; bifokal, yang melibatkan pemindahan segmen tulang untuk mengisi defek; serta trifokal, di mana dua segmen tulang bergerak secara simultan untuk merekonstruksi area yang lebih luas. Teknik ini digunakan dalam berbagai kasus klinis, termasuk hipoplasia mandibula, defisiensi maksila, sindrom Pierre Robin, serta rekonstruksi pasca-ablasi tumor.

Terdapat beberapa alat distraksi yang digunakan dalam prosedur ini, seperti distraktor eksternal, yang memungkinkan kontrol multivektor tetapi lebih invasif, serta distraktor internal, yang lebih estetik tetapi memiliki keterbatasan dalam perubahan vektor. Selain itu, teknik intraoral juga dapat diterapkan untuk mengurangi dampak psikososial pada pasien. Keuntungan osteodistraksi meliputi kemampuannya untuk memperpanjang rahang secara bertahap tanpa memerlukan cangkok tulang, meningkatkan kapasitas jalan napas pada pasien dengan obstructive sleep apnea, serta memperbaiki stabilitas oklusal. Namun, teknik ini juga memiliki risiko, seperti infeksi alat distraksi, gangguan saraf, serta kemungkinan rekurensi deformitas jika prosedur tidak dikontrol dengan baik.

Osteodistraksi menjadi solusi efektif untuk menangani kasus kompleks yang tidak dapat diselesaikan dengan bedah ortognatik konvensional. Dengan perencanaan yang matang dan pemantauan ketat, metode ini dapat menghasilkan perbaikan fungsional dan estetika yang signifikan bagi pasien dengan deformitas kraniofasial.

Osteodistraksi

Rp0,00Price
Quantity
    bottom of page